dear Kasih Tak Sampai-ku, apa kabar kau
disana? apakah kau baik-baik saja? apakah kau masih dengan senyum manismu
disana? apakah kau masih dengan canda tawamu seperti dulu? Sengaja kali
ini aku tulis tentangmu diblogku ini. ya, karena aku sejenak teringat
tentangmu. aku merindukan keadaan dulu, disaat aku benar-benar menyayangimu
meski tak sebaliknya. aku terlalu membenci keadaan sekarang. aku benci karena
kau baru hadir disaat aku tak berharap sedikitpun denganmu. disaat rasa yang
kupunya dahulu telah lenyap tanpa sisa. kau tau? betapa dahulu aku sangat
mengharapkanmu. tapi kau? kau diam. kau membisu. kau seolah tak memahami, kau
seolah tak peduli bahwa kaulah orang yang aku tuju. senyumanku, ya hanya untuk
mu. tapi itu dulu. dulu sebelum semua rasa terbakar musnah. sebelum hati terasa
sakit karena ulahmu.
dear kamu yg disana, maafkan aku. Maafkan aku
bila aku tak dapat membalas cintamu kali ini. Karena ini terlalu sulit untukku.
Terlalu menyesakkan hati. Aku sedikit kecewa kedatanganmu yang kesekian
kalinya. Tlah ada seseorang yang menggantikan posisimu dihati. Aku tau, aku
tlah menyia-nyiakan kau yang menyayangiku. Tapi ini tidak semudah yang kau
pikiran, hanya dengan aku ucapkan kata ‘ya’ lalu aku menerima cintamu, tidak
sayang, tidak semudah itu. aku memang bodoh. Tapi kau? Kau lebih bodoh wahai Kasih Tak
Sampai-ku.
dear kamu yg semalam masih sempat bertukar pesan denganku hingga larut malam. Ingatkah awal kita bertemu? Ingatkah perisitwa sore itu sekitar 2
tahun yang lalu? Disaat acara Obade penurunan Bendera Merah Putih acara 17
Agustus dilapangan itu? kau yang baris disampingku? Ya, itu kamu. Pertemuan itu
berlanjut dijejaring sosial. Setiap kali aku online, kau sering kali menyapa. Ya, aku akui, rasa yang berbeda
pun tlah muncul dengan perlahan. Tapi, kau terlambat sayang. Aku tlah berdua
dengannya saat itu karena aku terlalu bosan menunggumu yang tak kunjung memberi
respon. Dan sekarang aku tlah berpisah dengannya. Tapi kau? Kau tetap
menantiku. Oh kasih tak sampai-ku. Betapa sabarnya hati milikmu itu. tidakah
kau letih menantiku? Tapi tetap saja, aku tidak bisa bersamamu. Entah kenapa
hatiku lebih berpihak pada seseorang disana. Mungkin kau berpikir, begitu
kejamnya aku. Tapi inilah aku. Hati yang tak mungkin ku pungkiri. Maafkan aku
yang tak bisa memilihmu, wahai kasih tak sampai-ku, percaya tuhan telah
menyiapkan seseorang yang lebih dariku J
ehm..ehm ( ⌣ ́_ ⌣ ̀)
BalasHapuskata yg disana iyaa, gpp kita tetep temen kan?? *modus* °~=))••°wk.wk.wk°••=))~°
aaaa, si mbak :p apasih wkwk
BalasHapusapa ya? kasi tau ga yaa?? hhaha :p
Hapuswhahaha :D mbak ini :p
Hapus